Skip to main content

Baru Kali Ini Tentang Cinta (Gila)

Belakangan ini saya sedang bingung. Saya bingung karena hal yang sudah lama saya lewatkan, hampir setahun lamanya. And it keeps coming back right now.


Setahun yang lalu, saya memang suka sama dia. Setahun yang lalu, mungkin dia adalah yang paling tepat setelah semua yang lewat. Setahun yang lalu, keberadaannya begitu pas dengan rencana-rencana yang saya buat. Hanya saja, semua itu tidak bertahan lama, tidak sampai seumur jagung malah. 


Dulu saya pikir, mungkin kali ini bisa berhasil dengan semua ketepatan yang saya lihat. Dulu saya berpikir tidak perlu terburu-buru untuk menaruh seluruh hati. Lihat-lihat dulu. Tapi saya memang bukan orang yang setengah-setengah untuk urusan ini. Ketika memulai, saya melihat kesungguhan. Ketika saya berusaha mengembalikan kesungguhannya, saya sampai perlu mencari lebih dalam yang dulu pernah diperlihatkannya. Saya kecewa, merasa dibohongi. Cuma manis di awalnya sajakah? Tetap saja, saya masih meyakinkan diri untuk mempercayainya. Sampai akhirnya dia yang memutuskan pergi dengan sendirinya. Bahkan bukan saya yang seharusnya meminta.


Setelah berakhir pun sebisa mungkin saya tidak menghindarinya ataupun mengacuhkannya seperti sesosok asing. Beberapa kali kembali menjalin silaturahmi. Dan beberapa kali juga dia kembali memberi lembaran-lembaran kekecewaan yang sama seperti dulu. Saya pikir, CUKUP!





Dulu saya sempat tidak habis pikir mengapa harus mengambil jalan yang berbeda. Lalu saya berpikir, memang tidak seharusnya kami bersama, memang dia bukan buat saya, memang saya patut mendapatkan yang lebih bisa menjaga dan memegang hati saya. akhirnya saya bisa melewati emosi-emosi negatif itu seperti yang lalu-lalu.


Sekarang, dia datang. Setelah berkali-kali membagikan kekecewaan dengan gratis, dia masih berani meminta kesediaan saya untuk menemuinya. Mau apa lagi? 
Saya tidak tahu apa yang akan dia katakan. Saya tidak berani membayangkan kata-kata yang meluncur dari mulutnya. 
Aaahh sudahlah...tidak bisakah kamu juga menerima keadaan yang sudah kau ciptakan sendiri?
Ketika dia mengutarakan niatnya untuk mengajak bertemu, saya bingung sekaligus agak takut.
Saya tidak punya perasaan apa-apa lagi. Saya tidak mau dia mengutarakan perasaan-perasaan yang DULU yang tidak tersampaikan. Saya tidak mau mendengarkan penyesalannya. Saya tidak mau bertemu karena saya takut dia merasakan hal-hal yang sudah saya lewati. Saya sudah tidak bisa bersikap manis, atau setidaknya berpura-pura manis. Saya tidak mau membuat dia jatuh cinta lagi sama saya. Saya tidak mau jatuh cinta lagi sama dia. Dia sudah menjadi orang asing buat saya. 
Tidak mengertikah kamu dari semua percakapan yang sudah kita lakukan setelah kamu pergi, kalau saya sudah berhenti melihat masa lalu?


Saya memang belum tahu apa yang ingin dia katakan. Saya memang tidak tahu apa yang ada dipikirannya sekarang. Saya tidak perduli walaupun ada yang bilang dia bukan dia yang dulu. Atau dia adalah dia yang lebih baik. Saya tidak mau tahu itu. Saya hanya tahu, saya bahagia dengan apa adanya saya sekarang. Sendirian.
Dan dia hanya orang asing buat saya.


Teman saya pernah menulis begini,

Kukira kita semua tahu bahwa manusia tidaklah statis ketika berhadapan dengan waktu. Lebih baik kita terus berjalan. Biar luka, biar sakit, biar nyeri, biar ngilu, biar perih.



Biar saja waktu yang menggerus. 



Ada hidup yang menanti untuk diurus. Dan itu adalah hidupku, yang terlalu lama terbengkalai karena cintaku dulu tak putusputus.



Jadi, maafkan kalau saya memutuskan dengan egois bahwa saya sudah tidak mau bertemu dengan dia lagi. Saya rasa saya berhak atas diri saya sekarang. Dan dia tidak. Walaupun dengan segala janji yang pernah kami buat. 
Dia memiliki saya di masa lalu. Dan saya di masa lalu itu sudah tidak ada pada saya di masa sekarang. 
Apapun yang terjadi padanya setelah keputusan ini dibuat pun bukan urusan saya. Kejam? Bukan, bukan kejam. Saya berhak kan untuk menentukan apa-apa yang bisa membuat saya bahagia dan tidak? Saya hanya melakukan itu kok.


Read Happily All..
:)

Popular posts from this blog

OST. SECRET GARDEN (TxT)

Baek Ji Young – That Woman (백지영 - 그 여자) 한 여자가 그대를 사랑합니다 han yeojaga geudaerul saranghamnida One woman loves you 그 여자는 열심히 사랑합니다 geu yeojaneun yeolshimi saranghamnida She loves you with all her heart 매일 그림자처럼 그대를 따라다니며 maeil geurimjacheoreum geudaereul ddaradanimyeo Everyday she follows you like a shadow 그 여자는 웃으며 울고있어요 geu yeojaneun ooseumyeo oolgoisseoyo She is laughing but crying 얼마나 얼마나 더 너를 uhlmana uhlmana deo nuhreul How much more How much more 이렇게 바라만 보며 혼자 ireokae baramahn bomyuh honja Must I gaze at you like this alone 이 바람같은 사랑 이 거지같은 사랑 ee baramgateun sarang ee geojigateun sarang This meaningless love, this miserable love 계속해야 니가 나를 사랑 하겠니 gyaesokhaeya niga nareul sarang hagaetni Must I continue for you to love me 조금만 가까이 와 조금만 jogeumman gakkai wa jogeumman Come closer a little bit more 한발 다가가면 두 발 도망가는 hanbal dagagamyun doo bal domangganeun When I take a step closer, you run away with both feet 널 사랑하는 난 지금도 옆에 있어 nul saranghaneun nahn jigeumdo yeopae is

DUDUK DI DEPAN ITER/PEWAWANCARA (1)

grogi??? Hay dearest reader... Mumpung saya masih kepengin menulis jadi kita lanjutkan saja postingan nya. Kali ini saya berbagi tips dan pengalaman seputar wawancara. Berhubung banyak teman-teman yang bertanya tentang persiapan, pertanyaan, dan tampilan yang harus dibawa saat wawancara, mungkin ini dapat membantu.

Sudah 23 Masih Belum Bisa Menyetrika (Dengan Baik)

Kemarin umur saya bertambah, jadi 23. Usia pantas menikah untuk perempuan. Katanya orang-orang tua sih.... :D Saya memulai hari kemarin dengan hampir tidak tidur pada waktu dini hari. Kemudian hampir kesiangan untuk sahur. Sampai akhirnya hampir tidak melakukan apa-apa seharian. Usia 23 ini saya rasakan adalah usia yang sama seperti kata HAMPIR ini. Kalau orang bilang usia 23 itu usia yang matang untuk wanita dewasa, saya lebih memilih menuju atau hampir matang dengan menyelesaikan tugas perkembangan saya satu-persatu. Kalau ada yang bilang usia 23 ini wanita seharusnya sudah bisa hidup mandiri, saya hampir bisa, tinggal cari pendapatan tetap untuk menggenapi seluruh biaya hidup mandirinya. Kalau ada yang bilang usia 23 itu sudah sepantasnya menikah, sedangkan saya hampir  belum merasa ingin menikah. :D Setrikaan saya yang sudah berumur 6 tahun. Setelah solat subuh dan mengaji, saya memutuskan untuk tidur lagi karena malamnya saya baru tidur sebentar. Saya bangun sekitar jam