I want to write something about this serial named GLEE.
Do you know about it?
From Ryan Murphy, the creator of “Nip/Tuck” and “Popular,” comes GLEE, a one-hour musical comedy that follows an optimistic high school teacher as he tries to transform the school’s Glee Club and inspire a group of ragtag performers to make it to the biggest competition of them all: Nationals.
McKinley High School’s Glee Club used to be at the top of the show choir world, but years later, a series of scandals have turned it into a haven for misfits and social outcasts. WILL SCHUESTER (Matthew Morrison, Broadway’s “Hairspray”), a young optimistic teacher, has offered to take on the Herculean task of restoring McKinley’s Glee Club to its former glory with the help of fellow teacher EMMA PILLSBURY (Jayma Mays, “Ugly Betty”). It’s a tall order when the brightest stars of the pitch-imperfect club include KURT (Chris Colfer), a nerdy soprano with a flair for the dramatic; MERCEDES (Amber Riley), a dynamic diva-in-training who refuses to sing back-up; ARTY (Kevin McHale, “Zoey 101”), a geeky guitarist who spends more time avoiding bullies than chasing girls; and TINA (Jenna Ushkowitz, “Spring Awakening”), an awkward girl who needs to suppress her stutter before she can take center stage.
Will’s only hope lies with two true talents: RACHEL BERRY (Lea Michele, “Spring Awakening”), a perfectionist firecracker who is convinced that show choir is her ticket to stardom; and FINN HUDSON (Cory Monteith, “Kyle XY”), the popular high school quarterback with movie star looks and a Motown voice who must protect his reputation with his holier-than-thou girlfriend, QUINN (Dianna Agron), and his arrogant teammate, PUCK (Mark Salling).
Driven by his secret past, Will is determined to do whatever it takes to make Glee great again, even though everyone around him thinks he’s nuts. He’s out to prove them all wrong – from his tough-as-nails wife TERRI SCHUESTER (Jessalyn Gilsig, “Nip/Tuck”) to McKinley’s cheerleading coach SUE SYLVESTER (guest star Jane Lynch, “Best In Show,” “Role Models”) to an über-hip world that thinks jazz hands and sequined tuxedos litter the road to infamy rather than pave the way to Hollywood dreams.
Featuring a soundtrack of hit songs from past and present, GLEE is produced by Ryan Murphy Television in association with 20th Century Fox Television. Ryan Murphy, Brad Falchuk and Dante Di Loreto serve as executive producers, while Ian Brennan and John Kousakis serve as co-executive producers. Murphy directed the pilot.
Do you like it?
I do.
And I love the songs.
Serial drama-komedi-musik remaja ini menceritakan tentang GLEE CLUB, terjemahan bebasnya Kelompok Bergembira. Serial ini secara garis besar memperlihatkan perjuangan remaja SMA yang akan mengikuti kompetisi choir nasional. Dalam perjalanan ke mimpi itu, banyak konflik dan intrik yang kalau menurut saya lumayan seru buat diikuti. Walaupun seharusnya menurut umur sudah bukan genre saya, serial ini membuat saya teringat dengan masa remaja. Huuumm... Padahal kan saya baru saja lepas dari ke-remaja-an saya dan mulai belajar menjadi seorang dewasa. Yang ternyata tidak mudah.
Ada beberapa teman yang berpendapat bahwa serial ini biasa saja, tidak terlalu 'heboh' seperti yang diributkan orang-orang.
Memang sih...
Tapi saya menangkap khas dunia remaja yang juga familiar kita alami disini, di Indonesia.
Remaja itu identik dengan pemberontakan, pencarian jati diri, mencari popularitas, punya teman banyak, disukai lawan jenis, berkompetisi di bidangnya, mencari mimpi masa depan, membuat cita-cita, apa lagi?
Dan disini memang komplit.
Yang sangat kentara adalah mengenai MIMPI.
Mr. Schue, gurunya, sangat-sangat mempertahankan GLEE CLUB dari semua badai topan yang menerjang demi menjaga mimpi ke-13 anak muridnya. Profil guru ideal dimana apa yang dia katakan semata-mata untuk kebaikan muridnya. Apa yang dilakukannya hanya untuk kemajuan muridnya dan menjaga mimpi murudnya tetap ada. Guru yang merelakan kehidupan pribadi bahkan mimpinya sendiri untuk muridnya. Wow! Yaaahh...walaupun ada beberapa tingkah lakunya, kata saya, agak nyeleneh.
Mimpi-mimpi para tokoh yang diusung disini juga memperlihatkan perlahan-lahan kemana nantinya mereka akan menentukan tujuan. Walaupun si tokoh utama, Rachell Berry, sudah memiliki tujuan hidupnya semenjak dia berumur 3 tahun.
Kemudian EKSISTENSI sebagai remaja.
Masalah popularitas juga menjadi sorotan disini. Anak yang parah, seringkali dimasukkan ke tong sampah dan disiram jus beri. It's so humiliating! Dan tokoh utama kita, di awal-awal episode adalah pelakunya. seiring bertambahnya episode dan konflik, pandangan-pandangan yang meremehkan seperti itu perlahan pudar. Anak-anak Glee Club belajar bagaimana harus memperlakukan orang lain dengan setara. Dan bagaimana caranya bisa tetap eksis dengan saling menyokong satu sama lain. Isn't that beautiful?
Terlalu banyak yang bisa diceritakan sebenernya tentang moral yang bisa ditarik dari serial ini.
Misalnya, no sex before marriage adalah salah satu isu yang diangkat, menerima orang lain dengan segala kekurangan dan tentu saja kelebihannya.
Serial ini juga bisa dinikmati oleh orang tua. Di beberapa bagian ceritanya diperlihatkan bagaimana orang tua dan anak saling mendukung satu sama lain, atau ketika hal yang buruk terjadi pada si anak, orang tua diberikan pilihan bagaimana harus bersikap, empati dan simpati atau malah antipati. It's horrible thing if your parents have antiphaty feeling! *and i have this feeling that my parents won't act like a supporting parents if something bad happened to me....sigh....*
So, for you guys who had not watch this drama...you should try one! At least, listen to the songs, some the compositions really new and refreshing!
Read Happily All!
=D