Nyaplok dari blog sebelah...
Karena saya belum tidur dengan mata saya yang sudah agak kabur namun otak masih bekerja, saya menemukan bacaan.
Dan kata saya ini keren.
Numpang ng-repost ya mas-mas yang punya tulisan....
Matur Nuwun Sanget...
"Atheis
Karena saya belum tidur dengan mata saya yang sudah agak kabur namun otak masih bekerja, saya menemukan bacaan.
Dan kata saya ini keren.
Numpang ng-repost ya mas-mas yang punya tulisan....
Matur Nuwun Sanget...
"Atheis
Kemarin lusa, malam, aku nginep di kantor. Naldo juga. Dan kami sampai jam 3 pagi, bersama si bos yang punya kantor, terlibat obrolan sengit tentang agama-agama Ibrahim, Israel, dan atheisme.
Obrolannya sebenarnya nggak bermutu, sih. Nggak sehat buat kalo ada cewek di situ yang kebeneran ikutan ndengerin. Tapi ada 1 quote dari Naldo yang buat aku itu sangat inspiratif, meskipun mungkin agak menohok mereka-mereka yang tidak percaya dengan keberadaan Tuhan:
“Buat gue, kita ini lebih gentle daripada atheis. Ketika kita memutuskan untuk beragama, artinya kita siap untuk suatu saat mempertanyakan peran dan kebijakan-kebijakan Tuhan, kehendak bebas kita, sampai ke kenapa cuma Israel yang disebut sebagai bangsa terpilih – terus kita ini bangsa apaan? -, kenapa nabi-nabi itu cuma turun di Timur Tengah, kenapa juga yang namanya nabi selalu berada di garis keturunan antara Adam sampai Yesus atau Muhammad, dan kenapa nggak ada manusia yang di luar garis keturunan itu yang tercatat sebagai nabi?
“Atheis itu menurut gue cuma kepengen hidup yang gampang, yang nggak pengen diganggu dengan pertanyaan-pertanyaan kayak pertanyaan kita tadi. Mental kita ini lebih hebat daripada mereka,” kata Naldo."
Copyright@Anindito Baskoro "Joe" Satrianto, http://diary.satchdesign.com/atheis.joe
RHA!
Obrolannya sebenarnya nggak bermutu, sih. Nggak sehat buat kalo ada cewek di situ yang kebeneran ikutan ndengerin. Tapi ada 1 quote dari Naldo yang buat aku itu sangat inspiratif, meskipun mungkin agak menohok mereka-mereka yang tidak percaya dengan keberadaan Tuhan:
“Buat gue, kita ini lebih gentle daripada atheis. Ketika kita memutuskan untuk beragama, artinya kita siap untuk suatu saat mempertanyakan peran dan kebijakan-kebijakan Tuhan, kehendak bebas kita, sampai ke kenapa cuma Israel yang disebut sebagai bangsa terpilih – terus kita ini bangsa apaan? -, kenapa nabi-nabi itu cuma turun di Timur Tengah, kenapa juga yang namanya nabi selalu berada di garis keturunan antara Adam sampai Yesus atau Muhammad, dan kenapa nggak ada manusia yang di luar garis keturunan itu yang tercatat sebagai nabi?
“Atheis itu menurut gue cuma kepengen hidup yang gampang, yang nggak pengen diganggu dengan pertanyaan-pertanyaan kayak pertanyaan kita tadi. Mental kita ini lebih hebat daripada mereka,” kata Naldo."
Copyright@Anindito Baskoro "Joe" Satrianto, http://diary.satchdesign.com/atheis.joe
RHA!