Title: Bibbi Bokkens Magische Bibliothek [Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken]
Author: Jostein Gaarder & Klaus Hagerup
Tebal: 294 halaman
Penerbit: Mizan
Resensi dari balik buku
Pembaca yang baik.
Buku di tangan Anda ini benar-benar unik. Susah menggambarkan isinya, tapi kira-kira seperti ini:
Dua saudara sepupu, Berit dan Nils, tinggal di kota yang berbeda. Untuk berhubungan, kedua remaja ini membuat sebuah buku-surat yang mereka tulisi dan saling kirimkan di antara mereka. Anehnya ada seorang wanita misterius, Bibbi Bokken, yang mengincar buku-surat itu. Bersama komplotannya, tampaknya Bibbi menjalankan sebuah rencana rahasia atas diri Berit dan Nils. Rencana itu berhubungan dengan sebuah perpustakaan ajaib dan konspirasi dalam dunia perbukuan. Berit dan Nils tidak gentar, bahkan bertekad mengungkap misteri ini dan menemukan Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken.
Tetapi buku ini tidak sesederhana itu, buku ini juga berisi cerita detektif, cerita misteri, perburuan harta karun, petualangan ala Lima Sekawan, Astrid Lindgren, Ibsen, Klasifikasi Desimal Dewey, Winnie the Pooh, Anne Frank, kisah cinta, korespondensi, teori sastra, teori fiksi, teori menulis, puisi, sejarah, buku, drama, film, perpustakaan, penerbitan, humor, dan konspirasi.
Masih juga tidak tertarik? (Whaaat??!) Baca komentar di bawah ini :
“Sebuah surat cinta kepada buku dan dunia penulisan.” –Kuhr Nachricht-
“Gaarder memamerkan kecermatan terhadap detail lokasi, karalter, dan situasi.” –The Sunday Tribune-
“Gaarder adalah jaminan bacaan bermutu.” –Kompas-
“Gaarder dikaruniai bakat untuk mengkomunikasikan ide.” –Guardian-
“Kemampuan Gaarder untuk merasakan ketakjuban akan dunia menyinari karya-karyanya.” –The Irish Time-
Jostein Gaarder adalah salah satu pengarang favorit saya. Karya pertamanya yang saya baca adalah Gadis Jeruk. Baru kemudian saya membaca Dunia Sophie. Dan saya jatuh cinta.
J.G adalah seorang pendongeng yang memberikan perenungan dalam setiap kalimat yang diciptakannya. Kalimat-kalimat yang begitu luar biasa detail dan cermat menggambarkan buku membuat imajinasi saya bergerak bebas seperti yang saya mau. If I read a book that I liked, what I read it took my mind drifted to fly out of the book. Books do not only consist of words and pictures in it, but everything I imagined when reading it.(pg.43) Kalimat-kalimat yang dibuatnya mempu membuat saya merasakan apa yang dirasakan tokoh atau karakter yang muncul. Gadis Jeruk, yang membuat saya jatuh cinta, adalah sebuah buku yang kaya akan cerita cinta, kata-kata cinta, dan perenungan akan cinta. Indah sekali! Dan Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken lebih indah lagi!
Tidak ada kata lain yang bisa saya ucapkan kepada semua pujian yang dilayangkan kepada J.G. selain persetujuan. Bukunya memang bukan sesuatu yang bias dibaca dengan ringan. Namun begitu kita memulainya, maka kita tidak akan berhenti sampai halaman terakhir. Saya mengalaminya empat kali pada keempat karya J.G. yang sudah saya baca.
Tentang buku ini. Sungguh sebuah petualangan yang luar biasa untuk diikuti. Nils dan Berit yang secara ‘tidak sengaja’ terseret konspirasi besar di dunia penulisan dan perpustakaan memberikan pandangan jenaka dan rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitarnya. Apalagi imajinasi Nils yang menurut saya ‘agak’ kelewat liar, tapi sungguh sangat menarik. Berit yang cerdas dan pemerhati yang baik pada seluruh kejadian yang terjadi di sekitarnya merupakan seorang cerminan anak cerdas yang selalu haus akan informasi. Dan Bibbi, perempuan tua yang sangaaaaat misterius! Misteri di buku ini benar-benar terpecahkan di akhir buku. Fiiuhhh…
Ketika saya mulai membaca, agak bosan, tetapi ketika surat Nils dan Berit memasuki babak pengiriman ketiga kalinya, buku itu mulai tidak bisa lepas dari tangan saya. Kedua sepupu itu dengan detil berbagi informasi yang mereka dapatkan di dua tempat yang berbeda untuk satu hal yang sama. Bagaimana mereka menemukan fakta-fakta yang tidak pernah mereka pikirkan terkait Bibbi dan orang-orang di sekitar mereka. Terus berlanjut ke One Hundred Acre wood –A.A.Milne-, Pippi si Kaus Kaki Panjang, Anak Itik Buruk Rupa-H.C. Andersen, dan puisi-puisi terkemuka penyair Eropa. Sampai akhirnya mereka menyusup ke tempat si Bibbi Bokken. Tidak bisa berhenti. Dan ketika konspirasi terkuat tersibak, voila! Tokoh antagonis sesungguhnya baru ketauan. Benar-benar sampai akhir! :D
(should I write here how the story ends?)
Secara tersurat dan tersirat, buku ini memberikan sebuah pandangan bagaimana membaca dan menulis mampu menguak dunia dan membuat kita mampu melakukan segala hal. Kalau dari apa yang saya pelajari, menulis itu merupakan katarsis diri. Menuliskan sesuatu yang tidak bisa diucapkan itu sangat-sangat-sangat membantu kesusahan kita untuk keluar dan menjadi lebih ringan. “Aku ingin menulis dan berbincang dengan diriku sendiri tentang apa saja yang muncul dalam jiwaku. Kertas kan lebih sabar dari manusia.” –Anne Frank, 1944
Kata-kata di dalam buku ini juga sangat cerdas. Beberapa sudah saya cantumkan di bawah tajuk tulisan ini. Itu adalah kata-kata favorit yang sudah lama saya cari, dan saya menemukannya dalam sebuah karya J.G. Kata-kata yang berbicara tentang buku dan menulis, kata-kata yang memenuhi isi kepala saya sejak saya mencintai buku, membaca, dan menulis, bahkan sebelum saya menyadarinya.
RHA!
Enjoy!
NB: Sekarang saya sedang membaca Le Petit Prince yang sangat menyentuh. Semoga bisa selesai dalam dua hari ini, versi bahasa inggris soalnya. :D