Sebenarnya saia ingin segera bercerita apa yang terjadi hari Jumat lalu.
Tapi otak saia agak ng-hang dan tidak mampu berpikir banyak untuk merangkai kata.
Sebenarnya saia berharap disuruh datang tes sampai medical checkup.
Tapi saia ragu dan tidak pede.
Sebenarnya saia juga ingin mengedit foto saya tadi sama sohib saya pulang kondangan.
Tapi mata saya tinggal kurang dari 5 watt lagi.
Tapi otak saia agak ng-hang dan tidak mampu berpikir banyak untuk merangkai kata.
Sebenarnya saia berharap disuruh datang tes sampai medical checkup.
Tapi saia ragu dan tidak pede.
Sebenarnya saia juga ingin mengedit foto saya tadi sama sohib saya pulang kondangan.
Tapi mata saya tinggal kurang dari 5 watt lagi.
Sebenarnya saia sudah teramat sangat lelah.
Tapi belum ingin tidur.
Sebenarnya saia mau bilang saia sayang kamu.
Tapi saia nggak punya pacar. Nah, saia ubah dulu, saia sayang diri saia. Maka, segera tidur,
Sebenarnya keadaan sebelumnya adalah premis asal-asalan.
Tapi pasti menjadi spekulasi oleh yang membaca.
Sebenarnya saia ini sedang berdua sohib saia.
Tapi kita diam-diam-an depan laptop masing-masing. Dia mencari video Minuscule, saia bertahan untuk menyelesaikan tulisan ini.
Sebenarnya saia sudah tertidur tiga kali dalam membuat catatan ini.
Tapi saia.......................
Ah, sudahlah.....
Besok saja, atau lusa. Atau besoknya lusa. Atau besoknya setelah besoknya lusa.
*mendengarkan lagu 3 Kata Ajaib-Dara*